Sashi berdiri dari duduknya. Ia mendekatkan dirip ada Roni yang menatap mata Saship reakan ingin tau apa yang tengah di rasakan oleh temannya itu.
"Aku tau semuanya, Ron." ujar Sashi dengan lembut.
"Tau? Tau apa?"
Sashi mengambil tangan Divin lalu menyatukannya dengan tangan Roni.
Roni mengangkat alisnya menandakan bahwa ia bingung.
"Apa-apaan sih kamu, Shi. Jangan aneh deh!" Divin cemberut tak senang dengan perlakuan Sashi.
"Aku ikhlas kok." Sashi tersenyum polos kepada Divin, sahabatnya dan Roni, lelaki yang ia cintai.
Spontan Divin menjitak kepala Sashi, "Ga nyangka deh, ternyata ada manusia yang geblek banget kaya' kamu. Ngeselin!"
"Kenapa?"
"Kenapa.. Kenapa.. Kamu tuh jangan kepinteran ngambil kesimpulan deh. Kamu pikir cewek yang udah bikin Roni tergila-gila itu aku 'kan?! Mustahil tau, ga?"
"Lha.. Terus? Bukannya waktu di pesta tadi..."
"Hei, tadi aku manggil Divin karena dia adalah sahabat dari orang yang aku maksud. Orang yang ingin aku kenalin ke semua orang." Roni yang bersungguh-sungguh membuat Sashi terperangah kaget beserta senang yang begitu membuncah di dadanya.
"Jadi..."
"Jadi pikiran bodoh kamu itu salah besar tau!" sambung Divin mengetuk-ngetuk dahi Sashi.
Tak dapat menahan rasa bahagiannya, Sashi langsung mendekap erat tubuh Roni yang sudah merentangkan tangannya pertanda ia siap untuk dipeluk. Pelukan itu diiringi dengan tepuk tangan Divin yang turut bahagia.
"Permisiii.." suara Anya mengagetkan tiga orang yang ada di ruangan kecil yang tak rapi itu.
Pelukan mesra Roni dan Sashi pun terlepas.
"Anya! Kalo mau masuk tuh ketuk pintu dulu donk! Serasa rumah sendiri ya?" kata-kata ketus keluar lancar dari mulut Sashi membuat Roni tertarik melihat sang pembantu bersuara lembut itu.
Seketika itu pula wajah Roni terlihat begitu tegang. Matanya seakan membundar sempurna.
"Ibe?" kata Roni mengucapkan sesuatu yang aneh. Apa itu?
"Bebe?" jawab Anya yang merasa dipanggil sambil meletakkan minuman yang dibawanya tadi di atas meja komputer milik Sashi.
Seperti kesetanan, Roni berlari menuju Anya dan kemudian memeluknya begitu erat. Jauh lebih erat dan mesra daripada pelukannya kepada Sashi tadi. Sesekali Roni mengecup dahi Anya dengan penuh perasaan cinta.
"Ibe, kamu kemana aja? Aku.." Roni menangis haru sambil terus mendekap Sashi tanpa bisa meneruskan kata-katanya, begitu juga Anya. Ia hanya menangis tersedu. Air matanya membasahi kemeja Roni.
"Anya!" bentak Sashi yang cemburu sambil melepaskan pelukan Anya dan Roni.
Anya hanya diam menunduk tapi terus menangis.
"Roni, tolong jelasin apa maksud semua ini?" tanya Sashi penuh amarah.
Roni mendekat sambil menggandeng lengan Anya yang terlihat enggan mengikuti langkah Roni.
"Aku minta maaf.." Roni memperlihatkan genggaman tangannya pada tangan Anya kepada Sashi untuk menjelaskan apa yang terjadi.
"Jadi dia yang selama ini bikin kamu nutup hati kamu? Bukannya tadi kamu bilang.."
Belum sempat lagi berkata apa-apa, Roni memotong kata-kata Sashi. "Maaf.. Tadinya aku kira aku bisa, tapi maaf.."
Roni menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian kembali menunduk pasrah.
'Plak!'
Sebuah tamparan mendarat di pipi Roni.
Roni tersenyum.
"Tampar aku lagi kalau itu bisa buat kamu senang dan jauh lebih tenang. Maki aku! Caci! Tapi maaf, aku terlalu cinta sama Anya. Dia adalah cewek yang slama ini bikin aku gila, bahkan aku ga nyangka dia bisa jadi pembantu kamu, Shi, entah gimana ceritanya dia bisa kayak gini tapi..ah!"
Sunyi. Ruangan itu menjadi begitu sunyi. Hanya napas-napas kosong yang berbicara.
"Fine, it's over! Semua udah jelas. Tinggalin aku sendiri di sini!" lirih suara Sashi mengantar pandangan padanya.
"Non..."
"Ssstt! Pergilah, aku gapapa kok. Aku cuma butuh waktu buat tenangin diri,"
Tak ingin mempersulit pikiran Sashi yang tengah dilanda rasa sedih, Divin mengangak Roni dan Anya keluar dari kamar.
Mereka mengikuti.
Kembali lagi, Sashi menangis sejadi-jadinya. Tak ingin lagi ia mengenal cinta, yang ia tau adalah cinta itu begitu menyakitkan. Tidak akan ada yang lebih menyakitkan daripada itu.
wa'alaikum salam...
BalasHapussalam kenal kembali. :)
iyah, nanti di follow, terima kasih... ^_^