Ibu
Belai
kasihmu menyelimuti aku
Kasih
sayangmu menuntun jalanku
Tak
pernah ada bingkai wajah lelah
Pada
setiap inci wajahmu
Ibu
Sering
aku marah padamu
Sering
aku mengabaikan kata-katamu
Pula
sering kuucapkan kata ‘ah’ setiap kali kau menyuruhku sesuatu
Namun
bibirmu tetap melengkung indah
Membentuk
perahu layar yang sempurnya
Ibu
Pernahkah
kau menangis atas perkataanku?
Seringkah
air matamu terjatuh karena aku?
Masih
pantaskah aku menjadi anakmu, Ibu?
Ibu
Tak
kau perdulikan puing-puing hatimu yang hancur
Selalu
saja kau coba menyatukan kembali asa-asa yang terhempas entah kemana
Agar
aku tetap hidup dalam ramahmu
Agar
aku mencontoh sgala yang terbaik darimu
Ibu
Kata
maafku tak akan mampu membalas semua yang telah kau beri
Namun
mohon ampun aku atas segala kekhilafanku
Aku
mencintaimu, Ibu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar