Selasa, 20 Maret 2012

Sepucuk Surat untuk Ibu


Kuterima sepucuk surat yang layu
Penuh hamburan air mata dari seorang ibu
Di dalam suratnya
Ia berbicara dengan tangis yang sendu serta pilu
Suratnya berkata bahwa ia takut aku berpaling ketika ia mulai enta
Ia takut aku jauhi karena baunya
Ia menangis karena takut aku marahi
Ketika ia telah sering lupa dan salah bicara

Sepucuk surat yang layu
Ia bercerita tentang masa yang lalu
Kala ia mengasuhku dengan kasih
Sabar mendidikku dengan manja
Pula senang mengdengar ceritaku yang duduk dipangkuannya
Dalam suratnya ia berkata bahwa ia takut bila nanti kututup telingaku
Ketika ia bercerita gundahnya pula sukanya
Pula ia takut aku tak memberinya cinta
Seperti ketika aku mencintainya dulu

Kutulis sepucuk surat indah dan abadi di hatiku
Pula hatinya,
“Ibu, selamanya aku mencintaimu”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar